Pojok Ilmu

Disinah kita dapat menambah serta bertukar informasi

Cari Blog Ini

Sabtu, 20 Maret 2010

Dampak Handphone




Handphone kini bukan lagi sekadar alat untuk berkomunikasi saja tetapi juga sebagai gaya hidup, penampilan, serta tren. Perkembangan teknologi yang terdapat pada handphone begitu menakjubkan menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya terutama terhadap remaja.
Handphone semakin memanjakan kita dengan berbagai teknolgi yang diterapkan. Dan semakin beragam pula cara-cara memanfaatkan fasilitas yang semakin canggih. Namun disamping menfaat handphone yang begitu banyak tersimpan pula sejuta dampak yang sangat berbahaya dari handphone. Tergantung kita yang menggunakan, maka gunakanlah handphone seperlunya saja. Sekarang ini para ilmuwan dunia sedang gencarnya melakukan penelitian tentang dampak handphone, terutama sinyal handphone.
Selanjutnya akan saya jelaskan uraian singkat mengenai penelitian terbaru mengenai hanphone dan kebiasaan buruk yang biasa kita lakukan yang sebenarnya cukup berbahaya…..

Dapat kita ketahui dari penelitian para ilmuwan tentang bahayanya penggunaan handphone. Pakar AS menuturkan, bahwa kita semestinya mengindari 6 kebiasaan buruk pemakaian handphone dan ada 8 jenis pengguna handphone yang sebaiknya dihindari. Sebuah riset medis terbaru AS menunjukkan, bahwa laki-laki yang menggunakan handphone lebih dari 4 jam setiap hari, bukan saja sel maninya kurang dari 40% dibanding laki-laki yang persentase pemakaian handphone-nya lebih rendah, bahkan mutu sel maninya juga kurang,sehingga kemampuan memiliki anak juga menurun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika kita mengaktifkan handphone, handphone akan menghantar gelombang radio ke pusat handphone dan gelombang radio manapun juga sedikit banyak akan terserap oleh tubuh yang berdampak buruk terhadap kesehatan kita. Proses ini disebut radiasi handphone. Meskipun masih berdebat tentang hal ini, tapi dalam percobaan binatang sudah terbukti bahwa gelombang mikro berpengaruh terhadap organ yang semakin banyak mengandung kadar air maka kerusakannya semakin besar.
Wakil profesor dari Lembaga Penelitian Komunikasi Radio Universitas Jiaton, Shanghai yakni Qian Liangyi menuturkan, bahwa handphone adalah suatu alat peluncur sinyal yang memiliki daya tertentu daya terbesar sekitar 1 watt lebih. Namun karena handphone kerap didekatkan dengan bagian otak yaitu telinga, maka waspada terhadap dampak radiasi yang tertimbun dari hari ke hari.
Pakar terkait menunjukkan 6 kebiasaan buruk pemakaian handphone yang merugikan kesehatan itu meliputi :
Menggantungkan handphone dileher atau pinggang.
Bagi mereka yang Arrhytmia (tidak ada irama jantung), fungsi jantung tidak sempurna sebaiknya tidak menggantungkan handphone di dada. Jika handphone digantung di bagian pinggang atau sisi perut mungkin akan mempegaruhi fungsi kesuburan. Cara yang lebih aman dan sehat adalah simpan dalam tas yang dibawa serta.
Menempelkan handphone di telinga ketika menelepon.
Ketika menelepon dan belum tersambung, radiasi akan bertambah kuat, maka sebaiknya jauhkan handphone dari bagian kepala, selang 5 detik kemudian baru dihubungai kembali.
Sinyal handphone semakin lemah ketika menempel di telinga.
Berdasarkan prinsip kerja handphone, dalam keadaan sinyal yang agak lemah, handphone akan meningkatkan daya luncur gelombang elektromagnetnya secara otomatis, sehingga intensitas radiasi bertambah kuat. Dengan menempelkan ke telinga, maka radiasi yang dialami bagian kepala akan berlipat ganda.
Percakapan handphone terlalu lama.
Para ahli menyarankan, tidak baik berhubungan telepon terlalu lama, jika memamg demikian bisa mempertimbangkan memakai telepon tetap atau memeakai alat pendengar, jika terpaksa harus berhubungan dengan handphone dalam jangka waktu lama juga harus mendengar secara bergantian di kiri dan kanan telinga 1-2 menit.
Sembunyi di sudut tembok dan bisik-bisik menerima telepon rahasia.
Dengan bersembunyi di sudut bangunan dalam kondisi umum, penutupan sinyal di sudut bangunan tidak begitu baik, sehingga dengan demikian dapat meyababkan daya radiasi handphone dalm sudut tertentu bertambah besar.
Mondar-mandir (selalu bergerak).
Sejumlah orang tanpa sadar suka berjalan perlahan ketika menelepon, selalu bergerak kesana kemari, namun tidak sadar bahwa menggerakkan posisi dapat menyababkan ketidakstabilan sinyal yang diterima, dengan demikian menyebabkan terjadinya luncuran daya tinggi dalam waktu singkat yag tidak diperlukan.
Selain itu, 8 tipe orang berikut ini sebaiknya mengurangi pemakaian handphone:
1.Penyakit epilepsi
2.Jantung
3.Lemah saraf parah
4.Katarak
5. Diabetes
6. Wanita hamil dan menyusui
7.Anak-anak
8.Orang tua berusia lebih dari 60 tahun


Sinyal Handphone Bagi Otak
Berhati-hatilah dengan pesawat telefon seluler Anda. Emisi sinyal telefon seluler ternyata bisa merangsang bagian korteks otak yang paling dekat dengan pesawat telefon itu. Pengaruh handphone pada otak dan hubungannya dengan kanker.
Hampir dua miliar orang di seluruh dunia sudah menggunakan handphone. Dari jumlah tersebut lebih dari 500 juta menggunakan jenis yang memancarkan medan elektromagnetik yang dikenal sebagai GSM (Global System for Mobile Communication). Boleh dikatakan, penggunaan EMF (frekuensi elektromagnetik) dalam jangka waktu lama dan kontinu berkaitan dengan penggunaan handphone dalam kehidupan sehari-hari mungkin akan memicu risiko atau bahkan manfaat bagi penderita sakit otak.
Sebenarnya, studi medis mengenai penggunaan handphone dan pengaruhnya pada otak telah memberi hasil beragam. Tahun lalu para peneliti Swedia menemukan penggunaan handphone dalam jangka waktu lama akan meningkatkan risiko tumor otak. Namun, studi ini dimentahkan empat operator handphone Jepang yang tak menemukan bukti bahwa gelombang radio dari handphone bisa membahayakan sel atau DNA.
Hal yang sama juga dikeluarkan Dewan Kesehatan Belanda yang menganalisis beberapa studi dan tak menemukan bukti bahwa radiasi dari telefon seluler berbahaya bagi otak. Semuanya masih serba kontroversi.
Namun ada pula yang beranggapan lain Bukti paling anyar diperoleh periset di Pusat Penelitian Kanker London yang didukung 3 universitas ternama Inggris. Mereka membandingkan pemakaian ponsel pada 966 orang yang didiagnosa mengidap kanker otak dengan 1,716 orang pengguna ponsel yang dinyatakan sehat.
Riset dilakukan selama 4 tahun, dengan mengambil sampel dari 13 negara. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada risiko kanker otak pada pemakai ponsel, meskipun mereka sangat sering menggunakan ponsel tanpa batas waktu sekalipun.
"Secara umum, kami menemukan bahwa tidak ada resiko peningkatan resiko kanker otak yang diakibatkan dari pemakaian telepon seluler dalam jangka waktu yang panjang, baik dari lamanya durasi telepon atau banyaknya panggilan yang dilakukan," ujar Profesor Patricia McKinney dari Universitas Leeds.
Dia menambahkan bahwa hasil riset tersebut konsisten dengan hasil studi yang sudah terlebih dahulu dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa. Sampai saat ini, sudah lebih dari 4,000 kasus kanker otak di Inggris serta 20,000 kasus di Amerika Serikat yang didiagnosis setiap tahunnya. Namun tidak ada satupun yang membuktikan bahwa pemakaian ponsel bisa menyebabkan sakit kepala, kanker otak, atau penyakit lainnya.
Periset juga menguji beberapa kelompok kecil untuk mengetahui kemampuan mengingat pemakai ponsel. Kemampuan mengingat ini disebut sebagai "recall bias." Penderita kanker otak ternyata masih memiliki kemampuan mengingat yang baik, dan hasil pengujian menunjukkan kedua kelompok yang diteliti mempunyai kesamaan. Terbukti melalui riset ini pemakaian ponsel tidak menyebabkan efek "recall bias."
McKinney bersama para ilmuwan lain dari Universitas Leeds, Manchester serta Nottingham juga menemukan bukti bahwa tidak ada hubungan antara sisi kepala yang tumbuh kanker otak dan sisi kepala lain pada penderita kanker otak saat mereka menggunakan ponsel untuk berbicara.
Penemuan itu didukung oleh kelompok ilmuwan di National Radiological Protection Board yang pernah meneliti efek gelombang frekuensi radio dalam ponsel. Mereka memastikan tidak adanya bukti mengenai pengaruh sinyal ponsel terhadap kesehatan. "Bukti-bukti yang ada tidak mendukung rumor ponsel penyebab kanker, begitu juga penyakit lain," kata juru bicaranya dalam sebuah laporan penelitian.
Namun demikian, alangkah lebih bijaksana jika para pengguna handphone lebih mengedepankan sikap hati-hati dan tak berlebihan. Gunakanlah handphone sesuai kebutuhan.
»»  Woconen...
»»  READMORE...



Pada posting kali ini saya akan menjelaskan tentang masalah kesehatan nihh… khususnya masalah mulut. Udah ga sabar ya,,,, yaudah dech….
Selain rias wajah sempurna dan tubuh semampai, hal lain yang tak kalah pentingnya adalah senyum manis dengan gigi rapi berdaya sengat ribuan volt, hehehe….
“Komponen paling penting dari senyum memikat ialah gigi cantik, putih, bersih dengan bentuk susunan rapi”. Bahkan banyak orang mengatakan mulut segar adalah syarat minimal pergaulan. Ketika mempunyai keluhan sekitar mulut, baik gigi yang kurang rapi atau proporsional, gigi tidak putih, atau mulut tudak segar, orang akan merasa canggung atau bahkan rendah diri. Untuk mendapat penampilan gigi yang rapi orang tidak segan-segan akan merogoh kocek dalamnya.
Perawatan gigi dan mulut terkait dengan perawatan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kalau mata merupakan jendela jiwa, maka boleh dibilang mulut merupakan jendela tubuh. Kondisi kesehatan mulut memperlihatkan kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Sistem kekebalan orang terganggu, misalnya saja karena leukimia atau AIDS, maka kondisi mulutnya juga pasti tidak baik. Perubahan jaringan dimulut juga menandakan perubahan status kesehatan.
Berikut ini merupakan salah satu trik jitu untuk mendapatkan gigi putih, serta menjaga gigi agar tetap putih :
1.Gunakan sedotan jika minum kopi, teh, dan coca-cola. Dengan demikian, minuman tak perlu mengenai gigi
2.Perbanyak makanan yang bisa berperan sebagai pemutih gigi secara alamiah seperti buah dan sayuran. Apel, wortel, dan seledri cukup efektif untuk membersihkan gigi.
3.Sejumlah makanan menciptakan lapisan ’film’ yang akan melindungi gigi dari terbentuknya noda. Brokoli, daun selada, dan bayam adalah makanan yang bisa mencegah terbentuknya noda gigi.
4.Buah strawberry punya kekuatan tersendiri untuk memutihkan gigi. Hancurnya buah strawberry, kemudian dengan menggunakan jari, tempelkan pada gigi dan biarkan selama satu atau dua menit. Setelah itu gosok dengan sikat gigi secara menyeluruh.
5.Di pasaran juga tersedia berbagai produk pemutih gigi. Umumnya pemutih gigi ini berbahan aktif carbamide peroxides yang akan bekerja dengan mengoksidasi noda yang menempel pada gigi. Umumnya butuh waktu sekitar dua minggu untuk melihat hasilnyadan perlakuan ini seringkali perlu diulang setiap enam bulan.

Bagaimana.....? gampang bukan ............... eiiiits jangan tinggal dulu masih ada trik-trik lain untuk menjaga mulut kita lho terutama gigi agar tetap sehat,,,,,,. Tapi tunggu posting selanjutnya ya!!!!!
Sekian posting kali ini terima kasih atas perhatiannya......
Semoga bermanfaat!!!!!!!!
»»  Woconen...
»»  READMORE...




Tanpa kita sadari kita telah menyumbangkan gas-gas yang sangat berbahaya bagi alam,,,, misalnya saja asap kendaraan bermotor. Setiap hari kita selalu bepergian dengan motor padahal motor mengeluarkan gas korbon yang berbahaya bagi alam entah berapa banyak lapisan ozon yang menipis karena kita. Padahal alamlah yang menyediakan kehidupan kepada kita,,, seharusnya kita bersyukur atas apa yang diberikan alam kepada kita dengan tidak merusaknya.
Untuk itu saya akan memberikan sedikit uraian singkat tentang Kerusakan alam yaitu pemanasan global serta cara penanggulangannya.
Berikut uraiannya……


1. Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun ada beberapa perbedaan pendapat.

Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida , nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.



Gas
Kontribusi
Sumber emisi global
%
CO2
45-50%
Batu bara
29


Minyak Bumi
29


Gas alam
11


Penggundulan hutan
20


lainnya
10
CH4
10-20%

 
Sumber : Kantor Menteri Negara KLH, 1990 Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Dampak GRK terhadap pemanasan global sangat bervariasi. Untuk jumlah konsentrasi yang sama, tiap GRK memberikan dampak pemanasan global yang berbeda. Untuk memudahkan dalam membandingkan dampak yang berlainan ini, maka dipakailah Indeks Potensi Pemanasan Global (GWP – Global Warming Potential). Indeks GWP ditentukan dengan menggunakan CO2 sebagai acuan, yaitu dengan cara membandingkan satu satuan berat GRK tertentu dengan sejumlah CO2 yang memberikan dampak pemanasan global yang sama. Misalnya satu ton emisi gas metana (CH4) akan memberikan dampak yang sama dengan 21 gas CO2. Nilai GWP masing-masing GRK dapat dilihat pada tabel.
Tabel Indeks Potensi Pemanasan Global Beberapa GRK Terhadap CO2 dalam Waktu 100 tahun (GWP 1994)
Jenis Gas
Indeks Potensi Pemanasan Global
CO2
1
CH4
21
N2O
310
HFCs
500
SF6
9200

b. Akibat
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

2. Pemanasan Global

a. Pengertian Pemanasan Global
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia. melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu dikarenakan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

b. Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan akibat yang dipicu oleh kegiatan manusia, terutama yang berkaitan dengan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan alih-guna lahan. Kegiatan tersebut dapat menghasilkan gas-gas rumah kaca yang makin lama makin banyak jumlahnya di atmosfer.
1. Efek rumah kaca
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan. Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida adalah gas terbanyak kedua.
Manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbondioksida semakin berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk perluasan lahan pertanian. Hasilnya, pemanasan global yang mengancam kehidupan berbagai flora & fauna di bumi tidak dapat dihindari.
2. Efek umpan balik
Penyebab pemanasan global lainnya adalah adanya efek umpan balik. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara hingga tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya dapat dibalikkan secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersama dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif (yang menambah pemanasan) akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

3. Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
4. Peternakan (konsumsi daging)
Dalam laporan terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas. Sejak Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai dari 280 ppm menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun terakhir!
IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, khususnya selama 50 tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri, aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang pada pemanasan global.
Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi dan berubahnya sistem iklim di bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia.
Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan Panel Antarpemerintah Tentang Perubahan Iklim atau disebut International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut .
Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, pembangkit tenaga listrik, serta pembabatan hutan.
Tetapi, menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). " Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia!
Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65 persen dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64 persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam.
Peternakan juga telah menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30 persen dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak.
Menurut laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian, Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan - Isu dan Pilihan Lingkungan (Livestock's Long Shadow-Environmental Issues and Options), peternakan adalah "penggerak utama dari penebangan hutan .... kira-kira 70 persen dari bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak.
Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20 persen dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon air irigasi digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Sekitar 85 persen dari sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu. Ternak juga menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem.
Konsumsi air untuk menghasilkan satu kilo makanan dalam pertanian pakan ternak di Amerika Serikat
1 kg daging
Air (liter)
Daging sapi
1.000.000
Babi
3.260
Ayam
12.665
Kedelai
2.000
Beras
1.912
Kentang
500
Gandum
200
Slada
180
Selain kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem, tidak sulit untuk menghitung bahwa industri ternak sama sekali tidak hemat energi. Industri ternak memerlukan energi yang berlimpah untuk mengubah ternak menjadi daging di atas meja makan orang. Untuk memproduksi satu kilogram daging, telah menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36,4 kilo. Sedangkan untuk memproduksi satu kalori protein, kita hanya memerlukan dua kalori bahan bakar fosil untuk menghasilkan kacang kedelai, tiga kalori untuk jagung dan gandum; akan tetapi memerlukan 54 kalori energi minyak tanah untuk protein daging sapi!
Itu berarti kita telah memboroskan bahan bakar fosil 27 kali lebih banyak hanya untuk membuat sebuah hamburger daripada konsumsi yang diperlukan untuk membuat hamburger dari kacang kedelai!
Dengan menggabungkan biaya energi, konsumsi air, penggunaan lahan, polusi lingkungan, kerusakan ekosistem, tidaklah mengherankan jika satu orang berdiet daging dapat memberi makan 15 orang berdiet tumbuh-tumbuhan atau lebih.
Marilah sekarang kita membahas apa saja yang menjadi sumber gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Anda mungkin penasaran bagian mana dari sektor peternakan yang menyumbang emisi gas rumah kaca. Berikut garis besarnya menurut FAO:
1.Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak
a. Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya
b. Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau LPG)
c. Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan
d. Karbon yang terlepas dari pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui, setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak.7
e. Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya
2. Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan
a. Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta ton per tahunnya.
b. Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per tahunnya.
3. Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen
a. Emisi CO2 dari pengolahan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun.
b. Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari 0,8 juta ton per tahun.
Dari uraian di atas, Anda bisa melihat besaran sumbangan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari tiap komponen sektor peternakan. Di Australia, emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan lebih besar dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Dalam kurun waktu 20 tahun, sektor peternakan Australia menyumbang 3 juta ton metana setiap tahun (setara dengan 216 juta ton CO2), sedangkan sektor pembangkit listrik tenaga batu bara menyumbang 180 juta ton CO2 per tahunnya.
Tahun lalu, penyelidik dari Departemen Sains Geofisika (Department of Geophysical Sciences) Universitas Chicago, Gidon Eshel dan Pamela Martin, juga menyingkap hubungan antara produksi makanan dan masalah lingkungan. Mereka mengukur jumlah gas rumah kaca yang disebabkan oleh daging merah, ikan, unggas, susu, dan telur, serta membandingkan jumlah tersebut dengan seorang yang berdiet vegan.
Mereka menemukan bahwa jika diet standar Amerika beralih ke diet tumbuh-tumbuhan, maka akan dapat mencegah satu setengah ton emisi gas rumah kaca ektra per orang per tahun. Kontrasnya, beralih dari sebuah sedan standar seperti Toyota Camry ke sebuah Toyota Prius hibrida menghemat kurang lebih satu ton emisi CO2.
Faktor pertumbuhan penduduk dan pengunaan bahan bakar fosil berkaitan dengan kerusakan hutan (deforestasi). Ketidakseimbangan antara perusakan dan perbaikan tercermin pada kedua faktor tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perubahan tata lahan. Pembabatan lahan penyerap karbon harus segera dihentikan untuk menekan pemanasan global.



c. Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global juga memberikan “sedikit” dampak positif. Peningkatan suhu rata-rata menyebabkan proses fotosintesis meningkat yang berimplikasi pada peningkatan produksi pangan.
Namun, terlalu banyak dampak negatif yang diakibatkan oleh pemanasan global. Berbagai penilitian, konferensi, dan seminar telah dilakukan untuk menanggapi kondisi iklim yang semakin memburuk. Adapun dampak-dampak negatif tersebut adalah sebagai berikut.
Naiknya suhu samudra (Pasifik & Hindia). Hal ini berdampak serius pada ekologi samudra, terutama mengancam kehidupan terumbu karang. Selain itu, suhu lautan yang berubah berakibat pada perubahan arah angin yang secara acak yang akan menyebabkan cuaca sulit diramal.
Mencairnya salju dan es. Laporan terbaru dari para ahli menunjukkan salju dunia sudah berkurang 10%.
Naiknya permukaan air laut. Kondisi ini akan mengancam Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai nomor 2 terpanjang di dunia.
Musim kemarau yang panjang dan tak beraturan.
Musim hujan yang singkat dengan intensitas tinggi.
Terjadinya perubahan iklim.
Air tanah menjadi langka.
Mempengaruhi gejala El Nino, memungkinkan kekuatan El Nino yang rata-rata terjadi 4 tahun sekali semakin dahsyat. Hal ini diduga kuat sebagai penyebab peningkatan intensitas terjadinya badai yang terjadi akhir-akhir ini.
Mengancam flora & fauna tertentu pada kepunahan. Hasil penelitian pada 2003 silam memaparkan bahwa 50 tahun terakhir ada 1700 jenis hewan dan tumbuhan yang secara bertahap beralih ke dua kutub. Jika tidak mengurangi kecepatan pemanasan global, maka akan banyak makhluk hidup mengalami kepunahan.
Dalam aspek estetis, hilangnya beberapa tempat yang memberikan pemandangan indah.

3. Simpulan
Efek rumah kaca merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Masih banyak penyebab-penyebab pemanasan global yang lain dan perlu diperhatikan. Diantaranya efek umpan balik, variasi matahari, dan peternakan yang sebanarnya sangat berdampak pada pemanasan global.
Akhir-akhir ini beberapa negara sedang meneliti cara untuk mengurangi pemanasan global, mereka berusaha untuk membuat semua alat menjadi ramah lingkungan.
Melihat begitu banyaknya dampak-dampak negatif serta kerugian yang ditimbulkan, harus diambil tindakan guna mengurangi/mengatasi pemanasan global. Beberapa solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut.
Menghilangkan karbon. Banyak cara yang dapat dilakukan seperti menanam pepohonan, menggunakan bahan bakar rendah emisi, menyuntikkan gas karbon dioksida ke sumur-sumur minyak, perdagangan karbon, dan lain-lain.
Meratifikasi Protokol Kyoto. Protolol Kyoto merupakan sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca - karbon dioksida, metan, nitrous oxide, sulfur heksafluorida, HFC, dan PFC - yang dihitung sebagai rata-rata selama masa lima tahun antara 2008-12.
Melakukan konservasi hutan.
Melakukan reboisasi pada 10 negara yang memiliki hutan hujan tropis.
Mengganti/mencari alternatif energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus menghemat pemakainnya. Salah satu alternatifnya adalah mengembangkan bioenergi melalui tanaman jarak.
Dalam ruang lingkup global, usaha-usaha tersebut harus dilakukan oleh negara-negara maju dan negara-negara berkembang secara bertahap secara berkesinambungan. Yang dapat kita lakukan untuk membantu menekan pemanasan global, antara lain: memakai listrik seperlunya, memilih alat-alat elektronik hemat energi, menanam pohon untuk menyerap karbon, dan menghemat pemakaian BBM. Usaha ini memang terlihat sederhana. Namun, jika dilakukan secara global, maka bukan mustahil dampak negatif pemanasan global dapat teratasi seluruhnya.
Hal yang terpenting adalah dibutuhkan kesadaran dan kearifan dari seluruh manusia di muka bumi untuk menyelamatkan bumi itu sendiri. Tanpa dua hal tersebut, harapan untuk menempati lingkungan yang aman dan nyaman sulit kita wujudkan. Sifat ini harus ditanamkan pada pelajar sebagai generasi penerus yang menentukan kemana arah bumi di masa depan, kesejahteraan atau kehancuran.
»»  Woconen...
»»  READMORE...



Setiap orang pasti mempunyai tokoh idola, yaitu tokoh yang paling disenangi dan menjadi pujaan. Tokoh yang diidolakan tentu berbeda-beda mungkin ada yang mengidolakan penyanyi, sastrawan, bintang film, pahlawan, olahragawan dan lain-lain. Tokoh-tokoh tersebut bisa jadi tidak hanya berasal dari Indonesia melainkan dari luar negeri…….

Anda juga sudah pasti punya bukan? Nah…. Berikut ini merupakan salah satu tokoh pahlawan serta tokoh agama yang saya idolakan yaitu Kiai Hasyim Asy’ari.

Beliau merupakan orang yang gigih dan pantang menyarah..... langsung saja.


Beliau adalah pendiri pesantren Tebuireng (itu lho... yang sekarang jadi tempat peristirahatan terakhir alm. Gus Dur) dan perintis Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Indonesia, ini dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren. Selain mengajarkan agama dalam pesantren, ia juga mengajar para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.

Karya dan jasa Kiai Hasyim Asy’ari yang lahir di Pondok Nggedang, Jombang, Jawa Timur, 10 April 1875 tidak lepas dari nenek moyangnya yang secara turun-temurun memimpin pesantren. Ayahnya bernama Kiai Asyari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibu, Kiai Hasyim Asy’ari merupakan keturunan Raja Brawijaya VI, yang juga dikenal dengan Lembu Peteng, ayah Jaka Tingkir yang menjadi Raja Pajang (keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir).Kakeknya, Kiai Ustman terkenal sebagai pemimpin Pesantren Gedang, yang santrinya berasal dari seluruh Jawa, pada akhir abad 19. Dan ayah kakeknya, Kiai Sihah, adalah pendiri Pesantren Tambakberas di Jombang.

Semenjak kecil hingga berusia empat belas tahun, putra ketiga dari 11 bersaudara ini mendapat pendidikan langsung dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman. Hasratnya yang besar untuk menuntut ilmu mendorongnya belajar lebih giat dan rajin.
Hasilnya, ia diberi kesempatan oleh ayahnya untuk membantu mengajar di pesantren karena kepandaian yang dimilikinya.Tak puas dengan ilmu yang diterimanya, semenjak usia 15 tahun, ia berkelana dari satu pesantren ke pesantren lain. Mulai menjadi santri di Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Trenggilis (Semarang), dan esantren Siwalan, Panji (Sidoarjo). Di pesantren Siwalan ia belajar pada Kyai Jakub yang kemudian mengambilnya sebagai menantu.Pada tahun 1892, Kiai Hasyim Asy’ari menunaikan ibadah haji dan menimba ilmu di Mekah. Di sana ia berguru pada Syeh Ahmad Khatib dan Syekh Mahfudh at-Tarmisi, gurunya di bidang hadis.

Dalam perjalanan pulang ke tanah air, ia singgah di Johor, Malaysia dan mengajar di sana. Pulang ke Indonesia tahun 1899, Kiai Hasyim Asy’ari mendirikan pesantren di Tebuireng yang kelak menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20. Sejak tahun 1900, Kiai Hasyim Asy’ari memosisikan Pesantren Tebuireng, menjadi pusat pembaruan bagi pengajaran Islam tradisional.
Dalam pesantren itu bukan hanya ilmu agama yang diajarkan, tetapi juga pengetahuan umum. Para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.Cara yang dilakukannya itu mendapat reaksi masyarakat sebab dianggap bidat. Ia dikecam, tetapi tidak mundur dari pendiriannya. Baginya, mengajarkan agama berarti memperbaiki manusia. Mendidik para santri dan menyiapkan mereka untuk terjun ke masyarakat, adalah salah satu tujuan utama perjuangan Kiai Hasyim Asy’ari.

Meski mendapat kecaman, pesantren Tebuireng menjadi masyur ketika para santri angkatan pertamanya berhasil mengembangkan pesantren di berbagai daerah dan juga menjadi besar.

Tanggal 31 Januari 1926, bersama dengan tokoh-tokoh Islam tradisional, Kiai Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulama, yang berarti kebangkitan ulama. Organisasi ini pun berkembang dan banyak anggotanya. Pengaruh Kiai Hasyim Asy’ari pun semakin besar dengan mendirikan organisasi NU, bersama teman-temannya. Itu dibuktikan dengan dukungan dari ulama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bahkan, para ulama di berbagai daerah sangat menyegani kewibawaan Kiai Hasyim. Kini, NU pun berkembang makin pesat. Organisasi ini telah menjadi penyalur bagi pengembangan Islam ke desa-desa maupun perkotaan di Jawa.
Meski sudah menjadi tokoh penting dalam NU, ia tetap bersikap toleran terhadap aliran lain. Yang paling dibencinya ialah perpecahan di kalangan umat Islam. Pemerintah Belanda bersedia mengangkatnya menjadi pegawai negeri dengan gaji yang cukup besar asalkan mau bekerja sama, tetapi ditolaknya.
Dengan alasan yang tidak diketahui, pada masa awal pendudukan Jepang, Hasyim Asy’ari ditangkap. Berkat bantuan anaknya, K.H. Wahid Hasyim, beberapa bulan kemudian ia dibebaskan dan sesudah itu diangkat menjadi Kepala Urusan Agama. Jabatan itu diterimanya karena terpaksa, tetapi ia tetap mengasuh pesantrennya di Tebuireng.

Sesudah Indonesia merdeka, melalui pidato-pidatonya Kiai Hasyim Asy’ari membakar semangat para pemuda supaya mereka berani berkorban untuk mempertahankan kemerdekaan. Ia meninggal dunia pada tanggal 25 Juli 1947 karena pendarahan otak dan dimakamkan di Tebuireng.

dari berbagai sumber.
»»  Woconen...
»»  READMORE...

Snap Shots

Get Free Shots from Snap.com

Nyok Ngomong

ShoutMix chat widget